Text Berjalan

Senin, 15 November 2010

Tahu & Formalin

Ternyata banyak ditemukan di pasar-pasar daerah Jakarta penggunakan formalin pada tahu. Seperti di Pasar Palmerah dan Pasar Kebayoran Lama, tidak menutup kemungkinan untuk pasar – pasar yang lain.


Di tengah melambungnya harga makanan pokok yang disebabkan karena kenaian harga bakar minyak ( BBM ), tahu kian menjadi pilihan favorit sebagai lauk makan sehari-hari. Selain enak bergizi,harganya relatif murah dan sangat terjangkau.Tahu pun bisa di olah menjadi aneka makanan.
Sayang, mengkonsumsi tahu di indonesia ternyata perlu waspada karena bisa membahayakan kesehatan.

Tahu mudah ditumbuhi mikroba karena kadar airnya tinggi.Tekstur yang halus dan lembut menyebabkan tahu tahu mudah hancur.Tahu adalah salah satu bahan makanan yang tidak bertahan lama.
Untuk menyikapi hal itu,maka produsen tahu kebanyakan menambahkan bahan pengawet untuk memperpanjang masa simpan dari pada tahu. Selain pahan pengawet makanan, ternyata banyak produsen/pembuat tahu yang menambahkan formalin pada tahu.

            Formalin termasuk bahan kimia yang tidak boleh digunakan untuk pangan, berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/Per/IX/1922.

Formalin adalah larutan tidak berwarna dengan bau yang sangat menusuk hidung. Formalin biasa digunakan sebagai pengawet mayat.
Di pasaran, formalin dapat diperoleh secara dalam bentuk cair.Formalin dijual bebas di toko2 obat kimia secara bebas,tp jual belinya biasanya secara tersembunyi.
           
            Ternyata banyak ditemukan di pasar-pasar daerah Jakarta penggunakan formalin pada tahu. Seperti di Pasar Palmerah dan Pasar Kebayoran Lama, tidak menutup kemungkinan untuk pasar – pasar yang lain.

Mukiran ( 30th ) pedagang tahu di Pasar Kebayoran Lama, mengakui sebagai besar pengrajin dan pedagang tahu sengaja mencampuri tahu dengan formalin agar lebih awet dan tidak mudah hancur.

”Dengan formalin, tahu lebih kenyal, tidak mudah hancur dan lebih awet.
Pembeli kan suka memegang-megang tahu bahkan di aduk aduk sehingga banyak yang pecah bahkan ada juga yang hancur dan itu tidak laku lagi dijual,” kata Mukiran.
 
Begitu juga halnya penuturan Warno ( 45th ) pedagang tahu di Pasar Palmerah yang sudah lebih dari 10th berdagang dan menggoreng sendiri tahu yang akan dijual.

”Saya sudah lebih dari 10th berdagang tahu,dan saya menggunakan formalin dalam proses penggorengan tahu.saya pesan tahu mentah di pabrik terus saya goreng sendiri. Tahu yang selesai digoreng langsung saya masukan kedalam air biar tetap mekar. Setelah semua tahu selesai digoreng barulah saya masukan beberapa tutup botol formalin kedalam bak yang berisi tahu tersebut.
Soalnya klo tidak begitu tahu saya bisa tidak laku dan bakalan cepet bau.
Maklum permintaan pelanggan juga,soalnya kebanyakan langganan saya adalah penjual bakwan malang dan siomay. Mereka maunya tahu tuh keras dan tidak bau,mereka tidak mau tahunya hancur saat proses  pemotongan tahu,” kata Warno.

Ketidakpahaman sebagian produsen dan penjual tahu terhadap bahaya formalin turut memicu maraknya penggunaan bahan pengawet berbahaya itu dalam proses produksi bahan makanan tersebut.

Kita perlu mewaspadai formalin pada makanan khususnya tahu.
Soalnya formalin adalah bahan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Dengan mencium formalin saja dapat menyebabkan pusing pusing. Dalam jangka panjang formalin bisa menyebabkan gangguan haid dan kemandulan pada perempuan.kanker pada hidung,rongga mulut,mulut, tenggorokan,paru paru bahkan otak pun juga bisa.

Dalam mengonsumsi bahan makanan khususnya tahu kita harus lebih mencermati makanan yang mengandung formalin.
Kalau tahu tahan sampai berhari-hari,kenyal dan padat sangat mungkin mengandung formalin. Sebenarnya makanan yang mengandung formalin memiliki bau yang sangat khas atau menusuk hidung, sehingga kita bisa mendeteksinya dari baunya.

          Ini menjadi masalah klasik yang harus lebih menjadi perhatian pemerintah. Depkes atau Badan POM beserta instansi terkait harus mengawasi secara ketat dan terus menerus dalam masalah ini.

0 komentar:

Posting Komentar